Perjalanan ‘Si Kurus’ Sampai Menjadi Legenda
Lahir dari ayah dan ibu yang juga bermain basket, pemain ini sudah mengenal bola basket sejak sekolah dasar. Mengalir dalam darahnya seorang mantan pemain PON bali yang membuatnya mudah beradaptasi dengan olahraga ini. Buktinya, sejak memasuki sekolah menengah pertama, ia membulatkan tekad untuk bergabung dengan salah satu tim basket di Denpasar, Bali yakni Merpati.
Dia adalah ‘Si Kurus’ Riko Hantono. Di Merpati, Riko memulai perjalanan karir basketnya yang lebih jauh. Bersama Cokorda bersaudara, Riko masuk ke dalam tim Kejurnas Bali. Hal ini membuatnya dilirik oleh salah satu tim profesional dari Jakarta, Aspac. Sebenarnya dirinya bukan menjadi pilihan utama Aspac, Cokorda bersaudaralah pilihannya, namun pada waktu itu mereka bertiga belum bisa berangkat ke Jakarta karena harus menyelesaikan sekolahnya, seorang anak kurus berumur 13 tahun ini lah yang beruntung. “Padahal waktu itu, saya belum banyak main, karena masih junior, tapi mereka punya pandangan lain terhadap saya, bukan cuma soal shooting, tapi dia liat cara gue passing, handling bola dan visi bermain, banyak aspek sih sebenarnya, dan saya gamau buang kesempatan emas itu” Ujarnya.
Pada umur 14 tahun, Riko memulai perjalanannya berlatih bersama Aspac, yang merupakan salah satu tim terbaik di Kobatama pada waktu itu. “Saat sudah sampai di Jakarta, saya tinggal sama senior-senior, saya cuma paling kecil sendiri, belum boleh main, ya cuma ikut latihan, jadi tukang ngitung, tukang bawa bola, ya begitulah namanya juga rookie haha.” Kata Riko di podcast Abas Talk Episode ke-61.
Setelah bergabung dengan Aspac, pria yang lahir di Surabaya ini melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Jakarta. Di SMA Teladan yang merupakan nama populer dari SMA 3 ini, ia mencatatkan torehan yang hampir sempurna, dalam tiga tahun berseragam Teladan, Riko bersama tim hanya mencatatkan satu kekalahan selama duduk di bangku SMA. “Itu juga kalah cuma di game pertama doang, sisanya sih gapernah kalah lagi”, Ucap Rookie of the year Ibl 1998 ini sambil tertawa.
Di musim pertamanya, selain mendapatkan penghargaan Rookie of the year, Riko bersama Aspac berhasil keluar sebagai juara. Tanpa perlu menunggu lama, karirnya melejit dengan berhasil menjadi salah satu guard andalan di tim nasional Indonesia yang berhasil membawa pulang medali perunggu di SEA Games Brunei Darussalam dan medali perak di SEA Games 2001 di Malaysia. Setelah berhasil menjuarai Kobatama dan juga Rookie of the year di tahun pertamanya, pemain yang identik dengan rambut cornrows ini berhasil menjuarai liga sebanyak lima kali dan lima kali pula menjadi MVP final.
Riko sendiri menjadi salah satu pebasket profesional yang memutuskan untuk pensiun dini. Pada 2009, dirinya pensiun di umur yang masih relatif muda yakni 29 tahun. “Ya saya sudah merasa mencapai semua tujuan saya di basket, sekarang saatnya mencari tantangan dan peruntungan baru.” imbuh Riko. Tahun 2013, sahabat Andy Batam ini sempat bermain kembali untuk Aspac di laga pra-musim NBL Indonesia kala itu. Namun sayang, dirinya menolak untuk comeback pada saat season dimulai.